Kegiatan ini merupakan Pengabdian Kepada Masyarakat yang dilaksanakan pada tahun 2021, kegiatan ini dilaksanakan pada tanggal 25 Agustus tahun 2021, yang diikuti oleh guru PJOK se-Bandung Raya, dengan Narasumber Dr. Hj. Tite Juliantine, M.Pd. dan Dr. H. Carsiwan, M.Pd. Pandemi covid-19 telah memberikan efek global secara kuat terhadap semua tatanan kehidupan di dunia, termasuk tatanan dalam bidang pendidikan (Abidah, dkk., 2020; Gray, dkk., 2020). Tidak terkecuali dalam bidang pendidikan jasmani dan olahraga di persekolahan, hampir satu tahun, siswa melakukan pembelajaran jarak jauh secara daring dari rumah masing-masing, dan hal ini telah memunculkan beragam dampak implikatif bagi proses dan hasil pembelajaran, seperti keterbatasan gerak, menurunnya motivasi, keterbatasan pengetahuan, pemahaman, dan keterampilan guru-guru PJOK dalam merancang dan melaksanakan pembelajaran daring, keterbatasan daya dukung fasilitas, kondisi siswa dan keluarga yang sangat beragam, dan lain-lain. Bagaimana proses pembelajaran harus dilaksanakan di tengah pandemi covid-19, terlebih, pada mata pelajaran PJOK sebagai salah satu mata pelajaran yang sangat dominan dengan proses pembelajaran praktek di lapangan yang kita ketahui bersama bahwa sejak terjadinya pandemi covid-19 sampai saat ini, pembelajaran tidak diperkenankan dilaksanakan secara tatap muka, dengan alasan pokok kekhawatir menjadi kluster baru penyebaran covid -19. Meskipun, harus diakui juga bahwa pada konstelasi yang lain, telah menjadi stimulan kuat yang memantik para guru PJOK, siswa dan keluarga, serta pihak-pihak terkait untuk mencari dan menemukan berbagai strategi implementasi pembelajaran yang lebih efektif, termasuk lebih memaksimalkan penggunaan alat dan perlengkapan digital. Secara teoretis, setidaknya kondisi ini menunjukkan adanya 2 (dua) hal pokok, pertama, pada dasarnya ada gap antara harapan ideal (teoretis) yang seharusnya terjadi (das-sollen-what should be) dengan kondisi kekinian yang ada (das sein-what is happening). Implementasi pembelajaran pada semua mata pelajaran, khususnya mata pelajaran PJOK dilaksanakan secara daring dan kita yakini bahwa hal ini tidak akan lebih efektif daripada pembelajaran tatap muka (Jeong & Young (2020). Kedua, perlunya upaya-upaya inovatif dan kreatif agar pembelajaran PJOK tetap dapat terlaksana dengan efektif dengan memberdayakan semua potensi yang mungkin diberdayakan (Quennerstedt, Annerstedt, Barker, Karlefors, Larsson, Redelius, & Ohman. (2014). Seperti telah disebutkan, pembelajaran secara daring tidak akan lebih efektif daripada pembelajaran tatap muka, tetapi faktanya kita semua (termasuk para guru PJOK) dihadapkan pada kenyataan bahwa pembelajaran harus dilaksanakan secara daring. Jadi persoalan utamanya adalah bagaimana memformulasi pembelajaran daring agar efektif, baik dari aspek proses maupun hasil, dan juga mengembangkan formulasi implementasi pembelajaran yang lain (luring, tatap muka, dan atau campuran/blended), agar output an outcome mata pelajaran PJOK tetap dapat dirasakan oleh siswa (Bailey, 2006), terutama karena kondisi peserta didik yang sangat bervariasi Dua hal pokok tersebut dipandang sangat krusial, yang perlu dipahami dan dipikirkan berbagai alternatif solusinya. Salah satunya antara lain dilakukan oleh Hendrayana, Sumpena & Hambali (2020) dan Juliantine & Hidayat (2020), yang telah mencoba memformulasi beberapa alternatif implementasi pembelajaran PJOK di masa covid-19, yang dalam perkembangannya saat ini, dikenal dengan masa Adaptasi Kebiasaan Baru. Berdasarkan uraian dari pikiran yang dituangkan diatas, penulis bermaksud untuk memberikan pelatihan persekolahan melalui salah satu program pengabdian pada masyarakat yaitu Pelatihan pengembangan formulasi blended learning Pendidikan jasmani olahraga dan Kesehatan pada masa adaptasi kebiasaan baru Bagi Guru Pendidikan Jasmani Sekolah Menengah se-Bandung Raya. Dengan harapan dapat memberikan solusi dalam penerapan pembelajaran Pendidikan jasmani olahraga dan Kesehatan di sekolah. Pelatihan ini merupakan salah satu program unggulan dari Program Studi Pendidikan Jasmani dan Kesehatan Fakultas Pendidikan Olahraga dan Kesehatan Universitas Pendidikan Indonesia, dibiayai oleh dana hibah pengabdian kepada masyarakat Program Studi PJKR. Pelaksanaan pelatihan dilakukan secara Daring. Peserta merupakan guru pendidikan jasmani SMP dan SMA secara daring berjulah 40 orang. Sasaran dari pelaksanaan pelatihan Sekolah Menengah se-Bandung Raya yang berasal dari Kota Bandung, Kab Bandung, Lab. Bandung Barat, dan Kota Cimahi. Program PKM ini dilaksanakan melalui kerjasama antara Prodi PJKR, Departemen Pendidikan Olahraga, Fakultas Pendidikan Olahraga dan Kesehatan (FPOK), Universitas Pendidikan Indonesia (UPI) dengan Ikatan Guru Olahraga Kota Bandung, Kab. Bandung, Kab. Bandung Barat, dan Kota Cimahi. Kegiatan ini terbagi ke dalam beberapa tahapan yaitu: Tahapan persiapan, tahap persiapan, terdiri atas kegiatan: i. Melakukan validasi materi atau bahan untuk kegiatan workshop dan praktek lapangan melalui google form dan workshop antara tim pengabdian, Pakar pendidikan jasmani FPOK UPI, dan stakeholder terkait. ii. Melakukan FGD untuk mengembangkan instrument evaluasi keberhasilan program Diklat, dalam bentuk tes kemampuan kognitif, kualitas proses workshop, respon afektif, dan observasi praktek formulasi implementasi pembelajaran pendidikan jasmani, olahraga, dan kesehatan. iii. Mengorganisasikan perizinan, penentuan narasumber, dan koordinasi dengan IGORA Kota Bandung, Kab. Bandung, Kab. Bandung Barat, dan Kota Cimahi. Tahap Pelaksanaan Tahap pelaksanaan adalah tahapan proses pemberian materi Diklat di dalam kelas dan lapangan dengan tujuan untuk menginternalisasikan materi tersebut dalam bentuk pengetahuan, pemahaman, keterampilan guru PJOK untuk melaksanakan proses pembelajaran PJOK pada masa adaptasi kebiasaan baru. Pada tahap pelaksanaan ini diharapkan peserta memiliki komitmen kuat untuk tetap melaksanakan proses pembelajaran PJOK dengan berbagai pertimbangan teknis dan non-teknis, baik secara daring, luring, tatap muka, dan atau campuran (blended learning). Tahap pelaksanaan dikompilasi oleh beberapa langkah kegiatan: i. Tes awal kemampuan kognitif, untuk mengetahui pemahaman guru tentang konsep dasar PJOK dan strategi impelementasinya pada masa AKB, termasuk kaitannya dengan pencapaian output dan outcome pembelajaran PJOK. ii. Workshop pengembangan formulasi impelementasi pembelajaran PJOK, dengan Narasusmber Dr. Hj. Tite Juliantine, M.Pd. dan Dr. H. Carsiwan, M.Pd. iii. Latihan praktek lapangan yang melibatkan guru-guru PJOK dan siswa dengan mempertimbangkan kondisi sekolah dan protokol standar Kesehatan. iv. Tes akhir kemampuan kognitif, dengan materi yang sama dengan tes awal kemampuan kognitif. Tahap tindak lanjut Tahap tindak lanjut adalah tahap implementasi program setelah kegiatan LPM di sekolah masing-masing selama 12 kali pertemuan, disebut juga dengan istilah field trial (Hidayat, 2016), dilengkapi dengan program monitoring, diskusi kelompok terarah (focus group discussion), dan seminar hasil
